Demikian juga dengan Perwakilan Google Indonesia (YouTube) Danny Ardianto yang berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan pemerintah untuk menghapus konten-konten yang mengarah kekerasan.
"Kami terus kerja sama dengan pemerintah dan masyarakat luas untuk menghapus konten-konten yangg mengarah terorisme, kekerasan, dan ujaran kebencian," katanya.
YouTube, kata dia, punya kebijakan yang tidak memperbolehkan hal-hal di atas ada di platfomnya.
"Kami juga bekerja 24 jam 7 hari seminggu memastikan agar konten itu tidak ada di YouTube, kami juga berterima kasih kepada pemerintah dan masyarakat karena telah bekerja sama dengan baik, dan akan terus melakukan itu mendukung komitmen pemerintah," tuturnya.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berkoordinasi dengan perwakilan penyelenggara layanan over the top (OTT) asing di Indonesia terkait pemberantasan konten radikalisme dan terorisme di dunia maya.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, kerja sama dengan penyedia platform media sosial dan laman berbagi video, dalam hal ini dengan Facebook, Twitter, Telegram hingga Google (YouTube) sangatlah membantu dalam menangani konten radikalisme dan terorisme di dunia maya.
"Karena (radikalisme dan terorisme) menjadi musuh bersama untuk semuanya, ke depannya saya harap (kerja sama) ditingkatkan," kata Rudiantara.
(Tin/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
https://www.liputan6.com/tekno/read/3526576/facebook-tegaskan-tidak-ada-ruang-untuk-terorismeBagikan Berita Ini
0 Response to "Facebook Tegaskan Tidak Ada Ruang untuk Terorisme"
Post a Comment