:strip_icc():format(jpeg):watermark(liputan6-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-gray-landscape.png,-0,0,0)/liputan6-media-production/medias/2168773/original/012525700_1525681424-facebook-02.jpg)
Menurutnya, keputusan untuk belum men-take down akun yang terkait radikalisme dan terorisme lantaran Kemkominfo berkoordinasi dengan aparat penegak hukum seperti Kepolisian RI dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Hal ini, kata Rudiantara, dilakukan guna memberikan keleluasaan kepada pihak penegak hukum untuk menyelediki lebih lanjut dan melakukan penangkapan terhadap terduga teroris.
"Polri ingin tahu ini jaringan mana, itu alasan belum blokirnya. Karena Polri ingin tahu ke mana, maka tidak otomatis dilakukan pemblokiran tetapi itu hanya masalah waktu," tutur pria berkacamata ini.
Rudiantara mengungkap, sudah pihaknya sudah melaporkan ada 280 akun Telegram yang langsung di-take down.
"280 lebih langsung take down, karena Telegram kooperatif, banyak kaitan dengan radikalisme," tandasnya.
Kemudian untuk Facebook, ada sekitar 450 akun yang dilaporkan. Dari jumlah itu, 300 sudah di-take down.
Sementara untuk YouTube ada 250 akun yang dilaporkan. Dari jumlah tersebut, kata Rudiantara, 40 persennya sudah di-take down.
Sementara untuk Twitter, ada 60-70 akun yang dilaporkan terkait radikalisme dan terorisme. "Setengahnya sudah selesai (di-take down)," pungkas Rudiantara.
(Tin/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menkominfo Rudiantara siap menutup Facebook jika terbukti menyebarkan hoax.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kemkominfo Gandeng Facebook Cs Babat Ratusan Akun Radikalisme"
Post a Comment